Saturday, 17 August 2013

KinAkbarPHOTOGRAPHY: PANJAT PINANG ANTARA TERTAWAAN BELANDA DAN TRADISI LOMBA

KinAkbarPHOTOGRAPHY: PANJAT PINANG ANTARA TERTAWAAN BELANDA DAN TRADISI LOMBA https://www.facebook.com/kin.muchlisakbarantel

PANJAT PINANG ANTARA TERTAWAAN BELANDA DAN TRADISI LOMBA


Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi. Hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan seperti keju, gula, serta pakaian seperti kemeja, maklum karena dikalangan pribumi barang-barang seperti ini termasuk mewah. sementara orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton sambil tertawa. tata cara permainan ini belum berubah sejak dulu. Bisa dibayangkan kondisi pada masa penjajahan, sementara warga negara Indonesia bersusah payah dengan berlumuran keringat, para Penjajah Belanda dan keluarganya tertawa terbahak bahak melihat penderitaan Bangsa Indonesia. Dan mungkin saat ini, ketika perayaan 17 Agustus, mereka masih tertawa terbahak bahak, menyaksikan bahwa budaya yang mereka buat dengan tujuan melecehkan Bangsa Indonesia, ternyata justru di lestarikan. Saat ini bentuk permainan ini masih bertahan hingga sekarang, ada pihak yang tidak mempermasalahkan sejarah permainan ini, tapi ada juga yang tidak setuju dengan budaya ini. Jika sejarah panjat pinang begitu menyakitkan mengapa harus di lestarikan. Ada beberapa kontroversi seputar Panjat Pinang. Sementara sebagian besar Indonesia percaya itu adalah tantangan pendidikan yang mengajarkan orang untuk bekerja sama dan bekerja keras dalam mencapai tujuan mereka, ada orang-orang yang mengatakan Panjat Pinang adalah tampilan merendahkan yang mengirimkan salah jenis pesan untuk pemuda Indonesia. Ada juga isu lingkungan mengurangi sejumlah besar kacang-pohon untuk suatu perayaan hedonistik.Apapun kontroversi yang ada Panjat Pinang selalu menjadi tradisi yang unik di negara Indonesia.Terlepas dari pahitnya sejarah yg dialami bangsa kita ketika itu dan pro kontra didalamnya,perlombaan panjat pinang sudah menjadi ikon memperingati "17'an".Seiring waktu berjalan,asal usul sudah di lupakan kini yg tertinggal hanya semangat lomba yg terbalut keceriaan dalam semangat kebersamaan. MERDEKA...

Thursday, 4 October 2012

MENEPI DI MUSEUM TAMAN PRASASTI

Karena di kejar dateline buat foto cerita untuk tugas akhir workshop LPJA(Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA) saya mengunjungi Museum Taman Prasasti. Museum Taman Prasasti ini terletak di Jl Tanah Abang I No. 1, Jakarta Pusat, agak terpencil lokasinya dan areal parkirnya tidak terlalu luas. Seperti pada umumnya museum di Indonesia, harga tiket masuknya sangat murah yaitu Rp 2.000 untuk dewasa, Rp 1.000 untuk mahasiswa dan Rp 600 untuk anak2/pelajar. Waktu operasi adalah 9.00 s/d jam 15.00 hari Selasa s/d Minggu, sedangkan hari Senin dan hari libur museum ini tutup. Untuk yang mau memastikan jadwal maupun harga tiket masuk, silahkan menghubungi ke nomor telpon : (021) 3854060. Museum ini berbeda dengan museum lainnya yang pernah saya kunjungi, yang pertama karena museum ini berupa taman terbuka bukan berupa gedung, yang kedua adalah museum ini sebenarnya adalah bekas pemakaman sehingga yang dipamerkan pun adalah hal2 yang berbau pemakaman seperti prasasti (batu nisan), patung2, alat transportasi pemakaman. Area ini dulu bernama Kebon Jahe Kober yang merupakan pemakaman orang Belanda & bangsa2 Eropa lainnya. Mulai dipakai tahun 1795 untuk pemakaman pejabat dan tokoh2 penting. Pada tahun 1975 pemakaman Kebon Jahe ini ditutup, namun karena Pemda DKI Jakarta melihat potensi wisata, maka pada 19 Juli 1977 , Gubernur Ali Sadikin meresmikan sebagai Museum Prasasti. Koleksi yang terdapat dalam Museum ini adalah hasil karya pemahat yang berbakat. Indah sekali patung2 maupun rancangan batu nisan/prasasti yang terdapat disana. Beberapa prasati nisan dari tokoh penting dari militer, pendidikan, seniman, ilmuwan, rohaniawan seperti Mayjen J.H.R Kohler, Dr. W.F. Stutterheim, Dr. H. F. Roll, Pieter Erberveld, Olivia Mariamne Raffles, Miss Riboet dan Soe Hok Gie terdapat disini. Di museum ini juga terdapat kereta pengangkut jenazah yang biasanya ditarik oleh dua hingga empat kuda. Total koleksi yang tersimpan di museum ini sebanyak 1734 buah koleksi yang terdiri dari prasasti nisan, tugu/monumen, piala, patung, karangan bunga, kijing, lempeng batu persegi, dll.Ketika saya datang, pengunjungnya sangat sepi. Hanya saya dan serombongan anak muda yang ternyata sedang melakukan pemotretan (lengkap dengan modelnya). Psst, ternyata tempat ini cukup sering dijadikan tempat pemotretan dan juga untuk shooting lho. Saya sempat melihat sebuah video klip musik Indonesia (saya lupa judulnya) yang mengambil setting di Museum Taman Prasasti ini. Penjaga tiket cukup ramah dan menawarkan apakah perlu dipandu, namun melihat areal yang tidak terlalu luas, saya memutuskan untuk melihat-lihat sendiri saja. Dan saya diberikan booklet kecil sejarah museum taman prasasti ini (sehingga saya dapat mengetahui sejarah tempat ini). Suasana cukup teduh karena rindangnya pepohonan disana, bahkan cenderung membuat banyak nyamuk berkeliaran. Ada baiknya Anda menggunakan lotion anti nyamuk sebelum memasuki kawasan ini. Terdapat jalan setapak yang memutari taman ini yang dapat dilalui tanpa membuat sepatu menjadi kotor saat hujan. Patung2 yang terdapat disana sungguh indah, sehingga terkadang tidak sadar kalau sebenarnya sedang berada di pemakaman. Masih klise, banyak barang2 tak ternilai ini yang menjadi rusak karena kurang terawat. Patung2 banyak yang rusak & tidak lengkap bagiannya. Bahkan saya sempat melihat tumpukan batu nisan kuno yang tergeletak begitu saja dengan keadaan pecah. Kamar mandi kurang manusiawi, bahkan WC wanita dalam keadaan tergembok. Kita masih harus menanamkan rasa cinta museum dan menghargai benda2 peninggalan bersejarah. DATA DI AMBIL DARI BERBAGAI SUMBER/FOTO MUCHLIS AKBAR

Wednesday, 5 September 2012

MUSEUM PRASASTI











KURANGNYA LAHAN BERMAIN


JAKARTA,(22/7),KURANGNYA LAHAN BERMAIN- Enam orang anak sedang bermain di tembok pembatas antara sungai dan rumah mereka di kawasan padat penduduk Gerogol, Jakarta Barat,Minggu (22/7/2012).Kepadatan yang menyebabkan minimnya ruang terbuka hijau membuat anak-anak tidak lagi memiliki tempat bermain yang sehat dan aman.